Penelitian ini mengkaji terjemahan penanda kohesi dalam novel Wing ke dalam bahasa Indonesia Sang Penerbang. Fokus dalam penelitian ini adalah (1) menemukan perubahan terjemahan penanda kohesi dalam novel Wings, (2) menemukan teknik penerjemahan penanda kohesi, (3) mengungkapkan alasan penerjemah dalam menggunakan teknik penerjemahan penanda kohesi, (4) mengungkapkan kesepadanan makna dan keberterimaan terjemahan penanda kohesi, dan (5) mengungkapkan keterbacaan terjemahan penanda kohesi.
Teori kohesi yang digunakan sebagai dasar analisis dalam penelitian ini adalah teori kohesi Halliday (1983). Dalam teori ini penanda kohesi gramatikal dipilah menjadi 4, yaitu penanda kohesi gramatikal pengacuan, penyulihan, pelesapan, dan perangkaian. Empat macam penanda kohesi gramatikal ini digunakan sebagai dasar analisis terjemahan penanda kohesi novel Wings ke dalam bahasa Indonesia Sang Penerbang.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang. Data dalam penelitian ini berupa penanda kohesi dalam novel Wings dan terjemahannya, informasi alasan penerjemahan penanda kohesi, serta informasi kesepadanan makna, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan penanda kohesi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis isi, kuesioner, dan wawancara mendalam. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis model interaktif.
Ada lima temuan dalam penelitian ini. Pertama, terjemahan penanda kohesi dalam novel Wings mengalami perubahan, baik perubahan jenis penanda kohesi maupun perubahan tataran. Perubahan ini disebabkan oleh perbedaan sistem persona antara BSu dan BSa, perbedaan struktur gramatika, perbedaan kelaziman penggunaan penanda kohesi, dan perbedaan konteks sosiobudaya. Perubahan penanda kohesi dalam terjemahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan yang bersifat wajib (perubahan yang harus dilakukan karena perbedaan gramatika dan konteks sosiobudaya) dan perubahan yang bersifat pilihan (perubahan yang dilakukan oleh penerjemah karena alasan strategis). Kedua, ada 9 teknik yang digunakan dalam menerjemahkan penanda kohesi, yaitu 1) teknik penerjemahan harfiah, 2) teknik amplifikasi sekaligus transposisi, 3) teknik amplifikasi, 4) teknik reduksi, 5) modulasi, 6) kompresi linguistik, 7) adaptasi, 8) transposisi dan 9) teknik variasi. Ketiga, ada enam alasan yang mendasari dalam menggunakan 9 macam teknik penerjemahan tersebut, yaitu 1) mengutamakan makna, 2) menghindari kerancuan, 3) menghindari kemubaziran penggunaan bahasa, 4) membuat variasi, 5) agar mudah dipahami, dan 6) menyesuaikan dengan sosiobudaya BSa. Penggunaan 9 macam teknik tersebut dimaksudkan oleh penerjemah agar karya terjemahannya seperti karya asli dalam bahasa Indonesia, bukan sebagai karya terjemahan sehingga pembaca dapat dengan lancar dan mudah dalam memahami karya terjemahannya. Keempat, Pengalihan makna penerjemahan penanda kohesi dalam terjemahan novel Wings dapat dinyatakan sudah baik. Hal ini berdasarkan penilaian para pakar bahwa 77,28% pengalihan makna penanda kohesi sudah akurat. Sementara itu, pengalihan makna penerjemahan penanda kohesi yang dinilai kurang akurat yaitu 17,66%, dan pengalihan makna yang dinilai tidak akurat hanya 4,57%. Nilai keberterimaan terjemahan pemanda kohesi dalam novel lebih tinggi dari pada nilai kesepadanan pengalihan maknanya. Nilai keberterimaan terjemahan penanda kohesi ini mencapai 87,10%. Terjemahan penanda kohesi yang dinilai kurang berterima hanya mencakup 8,11% dan terjemahan penanda kohesi yang dipandang tidak berterima hanya mancapai 4,79%. Kelima, nilai keterbacaan terjemahan penanda kohesi jauh lebih tinggi dari nilai kesepadanan makna dan kewajaran bahasa. Hal ini terlihat dari nilai terjemahan yang mudah dipahami yang mencapai 99,54%. Terjemahan yang agak sulit dipahami hanya 0,34% dan yang sulit dipahami hanya 0,11%.
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerjemahan penanda kohesi novel Wings ke dalam bahasa Indonesia Sang Penerbang dilakukan dengan baik. Terjemahan penanda kohesi mudah dipahami dan sebagian besar makna dialihkan secara akurat.
Kata kunci: terjemahan, penanda kohesi, kesepadanan makna, keberterimaan, dan keterbacaan
Sumber : http://dev.uns.ac.id/web.uns.2013/news_306.html#sthash.lWemHI0l.dpuf