ABSTRACT
Sunarya. T111308005. “The Iconofication of Onomanopoeic Words in Javanese Magazine: Djaka Lodang, Panjebar Semangat, and Jaya Baya“. Promotor: Prof. Dr. Sumarlam, M.S. ; Co-promotor I : Prof. Dr. Sahid Teguh Widodo, M.Hum.; Co-promotor II: Dr. Sri marmanto, M.Hum., Dissertation of Doctorate Program of Surakarta Sebelas Maret University.
This dissertation discusses the iconifying of the Javanese language onomatopoeic words in Javanese Magazine: Djaka Lodang (DL), Panjebar Semangat (PS), and Jaya Baya (JB). The objectives of this study are (1) to identify various forms sound imitations or onomatopoeia related to the root word and the derivational process; (2) to identify the various forms and meaning of the iconic words derived from the onomatopoeia of the Javanese language, particularly related to human’s five sense experiences and the naming of objects; and (3) to explain for each of the sound imitations derived from the Javanese language root word, related to various iconified human sense of experiences and the naming of objects. The theory used in this study covers the theories of phonology, morphology, semantics and semiotics.
This study used descriptive-qualitative research design, with the synchronic linguistic approach. The analytical methods applied the techniques of agih (distributional method) and padan (identity method). The object of this study was the words imitations derived from Javanese onomatopoeic sound imitations in Javanese magazines.
The results of the study found various forms of imitation sounds, such as imitating the sound of physical things (secondary onomatopoeia). The derivative words out of the Javanese onomatopoeia, indicate that the imitation of the object motion of sound (secondary onomatopoeia) is the most dominant and productive as the root of onomatopoeia. The derivative processes of onomatopoeia to the root words, are identified into several forms, namely 1) zero derivation, 2) derivation is done by repeating the onomatopoeia, 3) the derivation by bringing together two different onomatopoeias, 4) The derivation by adding formative element ahead of the onomatopoeic words, 5) the derivation by adding double formative in front of onomatopoeic words, and 6) the derivation by adding formative element ahead of the repeated onomatopoeia.
The iconification of the Javanese onomatopoeias on the aspect of human senses, among others are the sense of hearing, sense of smelling, sense of sight, sense of motions, sense of touch, sense of feeling, the senses of the heart and mind. From various described human senses, motion is very productive and highly varied; it can be demonstrated through various movements of human limbs, such as head movements, eyes, mouth, teeth, neck, body, arms, fingers, legs, etc. Concerning the described human senses, there were found the iconifications of human nature and the object naming.
On the basis of the onomatopoeic root words, they are found the root statuses of the onomatopoeic words and their derivative forms. The root word in the form of a sound imitation reflects the onomatopoeic status, and the base word derived from the derivative has two divisional categories, which are the semi-onomatopoeia and non-onomatopoeia.
Keywords: the Javanese onomatopoeic words, iconic, the described aspects of human senses, the objects naming
Sunarya. T111308005.Pengikonikan Kata Onomatope dalam Majalah Berbahasa Jawa: Kajian Bentuk dan Makna. Promotor: Prof. Dr. Sumarlam, M.S. ; Co-promotor I: Prof. Dr. Sahid Teguh Widodo, M.Hum.; Co-promotor II: Dr. Sri Marmanto, M.Hum., Dissertation of Doctorate Program of Surakarta Sebelas Maret University..
Disertasi ini membahas ikonik kata onomatope dalam majalah berbahasa Jawa Djaka Lodang (DL), Panjebar Semangat (PS), dan Jaya Baya (JB). Tujuan penelitian adalah (1) Mengidentifikasi berbagai bentuk peniruan bunyi atau onomatope terkait dengan akar kata dan proses penurunannya; (2) Mengidentifikasi berbagai bentuk dan makna ikon kata yang berasal dari onomatope bahasa Jawa, terutama terkait dengan pengalaman indera manusia dan penamaan benda; dan (3) Memaparkan alasan eksistensi tiruan bunyi dalam penurunan akar kata bahasa Jawa, terkait dengan ikon berbagai pengalaman indera manusia dan penamaan benda. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fonologi, morfologi, dan semiotika.
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan linguistik sinkronis. Metode analisis menggunakan metode agih dan metode padan. Objek kajian berupa kata-kata yang berasal dari imitasi bunyi atau onomatope bahasa Jawa, dalam majalah berbahasa Jawa.
Hasil penelitian ditemukan beberapa bentuk imitasi bunyi, yaitu tiruan bunyi gerakan benda (onomatope sekunder). Kata-kata yang diturunkan dari onomatope bahasa Jawa, menunjukkan bahwa imitasi bunyi gerakan benda paling dominan dan produktif sebagai akar kata onomatope. Proses penurunan dari onomatope ke kata dasar, dapat diidentifikasi beberapa bentuknya, yaitu 1) penurunan secara zero, yaitu kata dasar yang bentuknya sama dengan onomatope, 2) penurunan dengan cara mengulang onomatope, 3) penurunan dengan cara menyatukan dua onomatope yang berbeda, 4) penurunan dengan menambahkan formatif di depan onomatope, 5) penurunan dengan cara menambahkan formatif dobel di depan onomatope, dan 6) penurunan dengan cara menambahkan formatif di depan onomatope yang diulang.
Pengikonikan kata onomatope bahasa Jawa dari aspek penggambaran indera manusia, yang ditemukan berupa indera pendengaran, indera penciuman, indera penglihatan, indera gerak, indera perabaan, indera pencecapan, dan indera perasaan hati dan pikiran. Dari berbagai penggambaran indera manusia tersebut, penggambaran indera gerak sangat produktif dan sangat variatif, hal itu bisa ditunjukkan melalui berbagai gerakan anggota tubuh manusia, seperti gerakan kepala, mata, mulut, gigi, leher, badan, lengan tangan, jari, kaki, dan lain-lain. Masih ada kaitannya dengan penggambaran indera manusia, ditemukan juga pengikonikan sifat manusia dan nama benda.
Setelah dibicarakan proses penurunan akar kata onomatope, dapat ditemukan status akar kata onomatope dan kata dasar hasil turunannya. Akar kata yang berupa imitasi bunyi memiliki status sebagai onomatope, dan kata dasar yang merupakan hasil turunannya memiliki dua status, yaitu semi onomatope dan non-onomatope.
Kata kunci: kata onomatope bahasa Jawa, ikonik, gambaran pengalaman indera manusia, penamaan benda.