ABSTRACT
Miftah Nugroho. T130908004. “Sociopragmatic Study on Dialogical Da’wah Discourse in Surakarta City”. Promotor: Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana ; Co-promotor: : Dr. Dwi Purnanto, M.Hum., Dissertation of Doctorate Program of Surakarta Sebelas Maret University.
This dissertation examines the da’i and mad’u’s use of language on interacting in question and answer (Q&A) sessions of dialogic da’wah(s) (Islamic preachings) in Surakarta city. This study is under a sociopragmatic perspective. The objectives of this study are (1) to describe and explain the structures of dialogical da’wah discourse; (2) to describe and explain the structural exchanges on the dialogical da’wah discourse; (3) to describe and explain the speech strategies of the da’i and mad’u, (4) to describe and explain the da’i and mad’u‘s speech acts realization, and (5) to describe and explain the observed politeness strategies in the dialogical da’wah discourse between the da’i and mad’u
The data in this study were obtained through obsevation method (simak) along with the use of recording and taking notes techniques, Uninvolved Conversation Observation (Simak Bebas Libat Cakap) technique, and interview technique. The data sources were derived from the Dialogical Da’wah organized by both Islamic Mass Organizations (IMO), and the non-IMO (at mosques, homes etc.), in addition to assemblies of non-affiliated with certain Islamic organizations. Data analysis used interactive analysis which means component of analysis, data presentation, and inferring a conclusion followed by a continuously undertaken verification. Concerning the data analysis method, this study additionally used the methods of way and purpose, heuristic, and contextual method.
The results of this study indicate the structure of dialogical da’wah discourse in Surakarta city consists of both elements of lecturing and Q&A(s). The lecturing element reflects a structure established from the opening, content, and closure. Each element composes of each lecturing establishes its own pattern. At the opening established 4 patterns. Meanwhile, the contents and closure each of them established 1 pattern and 14 patterns. In favor of that, the Q&A element reflects two kinds of structure, namely a single Q&A structure and a complex Q&A structure. A single Q&A structure establishes a series of Q&A, while a complex Q&A establishes more than one set of Q&A. The results of subsequent study related to the structure of exchange in the dialogical da’wah discourse in Surakarta city. The structure of exchange in dialogical da’wah discourse can be distinguished into two types, namely regular structure and irregular structure. Regular structure concerns more than once repeated structures. Conversely, the so called irregular structure concerns the established structure which only occurs at once. In the dialogical da’wah discourse of Surakarta city, the regular structures found as many as 26 structures and irregular structure were 55 structures. The other results relate to the speech strategies observed by both da’i and mad’u. The speech strategy concern the strategy of answering questions raised by mad’u(s). The mad’u’s speech strategy concern on how strategically mad’u(s) ask questions to da’i. In the dialogic da’wah discourse in Surakarta city, there were found as many as 12 patterns and 2 patterns associated with the speech strategies of both the da’i and mad’u. The results of subsequent study related to the da’i and mad’u’s speech acts realization, which concern the acts of informing explaining, telling, emphasizing, uttering, saying, ordering, banning, suggesting, allowing, inviting, warning, confirming, asking, praying, promising, greetings, replying for greeting, thanking, praising, complaining, criticizing , insinuating, and apologizing. Meanwhile, the speech acts realization of mad’u encompasses the acts of informing, telling, confirming, saying, ordering, asking, promising, confirming, asking, promising, greeting, replying for greeting, and thanking. The last study results relate to the politeness strategies observed by da’i and mad’u. The observed politeness strategy is bald on strategy, positive politeness, negative politeness, and off record, the combination of strategies in negative politeness, and combination between positive and negative politeness. Meanwhile, the politeness strategy observed by mad’u and the moderator is bald on strategy. As for the questioner is a speaker who observed bald on and negative politeness strategies.
Keywords: discourse, dialogic da’wah, dai, mad’u, discourse structure, exchange structure, speech strategy, speech acts, politeness strategies
Miftah Nugroho. T130908004. Kajian Sosiopragmatik pada Wacana Dakwah Dialogis di Kota Surakarta. Promotor: Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana ; Co-promotor: Dr. Dwi Purnanto, M.Hum., Dissertation of Doctorate Program of Surakarta Sebelas Maret University.
Disertasi ini mengkaji penggunaan bahasa dai dan mad’u saat berinteraksi pada sesi tanya jawab pada dakwah dialogis di Kota Surakarta. Kajian ini menggunakan perspektif sosiopragmatik. Tujuan yang hendak dicapai adalah (1) mendeksripsikan dan menjelaskan struktur wacana dakwah dialogis, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan stuktur pertukaran pada wacana dakwak dialogis, (3) mendekripsikan dan menjelaskan strategi bertutur dai dan mad’u, (4) mendeskripsikan dan menjelaskan realisasi tindak tutur dai dan mad’u, serta (5) mendeskripsikan dan menjelaskan strategi kesantunan berbahasa dai dan mad’u.
Data pada penelitian ini diperoleh melalui metode simak dengan teknik rekam, teknik catat, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik wawancara. Sumber data diperoleh dari dakwah dialogis yang diselenggarakan oleh ormas Islam, nonormas Islam (seperti di masjid, rumah), dan majelis pengajian yang tidak berafiliasi dengan ormas Islam tertentu. Analisis data menggunakan analisis interaktif yang berarti komponen analisis berupa reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan serta verifikasi dilakukan secara berkelanjutan. Ihwal metode analisis data yang digunakan adalah metode cara dan tujuan, metode heurestik, dan metode kontekstual.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur wacana dakwah dialogis di kota Surakarta terdiri atas unsur ceramah dan unsur tanya jawab. Unsur ceramah sendiri memiliki struktur yang terbentuk atas pembukaan, isi, dan penutup. Setiap unsur yang menyusun ceramah masing-masing membentuk pola sendiri. Pada pembukaan terbentuk 4 pola. Sementara itu, isi dan penutupan masing-masing terbentuk 1 pola dan 14 pola. Dalam pada itu, unsur tanya jawab memiliki 2 struktur, yaitu struktur tanya jawab tunggal dan struktur tanya jawab kompleks. Struktur tanya jawab tunggal membentuk satu rangkaian tanya jawab, sedangkan struktur tanya jawab kompleks membentuk lebih dari satu rangkaian tanya jawab. Hasil penelitian berikutnya terkait dengan struktur pertukaran yang terdapat pada wacana dakwah dialogis di kota Surakarta. Struktur pertukaran pada wacana dakwah dialogis dapat dipilah menjadi dua macam, yaitu struktur teratur dan struktur tidak teratur. Dikatakan struktur teratur manakala struktur yang terbentuk berulang lebih dari sekali. Sebaliknya, disebut struktur tidak teratur manakala struktur yang terbentuk hanya terjadi sekali. Pada wacana dakwah dialogis di kota Surakarta, struktur teratur ditemukan sebanyak 26 struktur dan struktur tidak teratur didapati sejumlah 55 struktur. Hasil penelitian lain berhubungan dengan strategi bertutur dai dan mad’u. Strategi bertutur dai bertalian dengan strategi menjawab dai atas pertanyaan yang disampaikan mad’u. Adapun strategi bertutur mad’u berkenaan bagaimana strategi mad’u menyampaikan pertanyaan kepada dai. Pada wacana dakwah dialogis di kota Surakarta ditemukan sebanyak 12 pola dan 2 pola terkait dengan strategi bertutur dai dan strategi bertutur mad’u. Hasil penelitian selanjutnya berhubungan dengan realisasi tindak tutur dai dan mad’u. Realisasi tindak tutur dai meliputi memberi tahu, menjelaskan, bercerita, menegaskan, mengatakan, menyuruh, melarang, menyarankan, mengizinkan, mengajak, memperingatkan, mengonfirmasi, bertanya, berdoa, berjanji, menyampaikan salam, menjawab salam, berterima kasih, memuji, mengeluh, mengkritik, menyindir, dan meminta maaf. Sementara itu, realisasi tindak tutur mad’u meliputi memberi tahu, bercerita, menegaskan, mengatakan, menyuruh, meminta, menyarankan, mengonfirmasi, bertanya, berjanji, menyampaikan salam, menjawab salam, dan berterima kasih. Hasil penelitian yang terakhir berkenaan dengan strategi kesantunan berbahasa dai dan mad’u. Strategi kesantunan yang digunakan dai adalah strategi bertutur terus terang (bald on), kesantunan positif, kesantunan negatif, dan bertutur samar-samar (off record), gabungan antarstrategi di dalam kesantunan negatif, dan kombinasi antara kesantunan positif dan kesantunan negatif. Sementara itu, strategi kesantunan yang dimanfaatkan mad’u dan moderator adalah strategi bertutur terus terang. Adapun penanya adalah penutur yang menggunakan strategi kesantunan berterus terang dan dan kesantunan negatif.
Kata kunci: wacana, dakwah dialogis, dai, mad’u, struktur wacana, struktur pertukaran, strategi bertutur, tindak tutur, strategi kesantunan