Surakarta – Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret menyelenggarakan Seminar Internasional Conference on Multidisciplinary Studies (ICoMSI) 2023 ( https://icomsi.uns.ac.id/ ). Setelah sebelumnya menggelar konferensi internasional perdana pada tahun 2022 yang disambut antusias oleh para peneliti dan praktisi dari berbagai bidang ilmu. Konferensi ini menghadirkan 100 penyaji makalah dari berbagai bidang ilmu multidisiplin dari berbagai Perguruan Tinggi baik secara daring maupun luring. Seminar Internasional kedua ini mengusung tema, “Cultural Preservation, Social Equity, and Ecological Balance: Towards a Sustainable and Inclusive Future.” Topik diangkat dengan tujuan untuk memacu peneliti melakukan penelitian multidisiplin atau lintas bidang ilmu mengikuti isu-isu penelitian saat ini terkait pelestarian warisan budaya dalam masyarakat berkelanjutan.

Seminar Internasional dilaksanakan secara hybrid dengan peserta luring bertempat di UNS Tower Hotel, pada hari Kamis 19 Oktober 2023 yang menghadirkan Dr. Bonn Juego dari Jyväskylä University School of Business and Economics, Finland sebagai keynote speakers pada sesi pertama; dan Prof. Dr. Prabang Setyono, S.Si., M.Si., dari Universitas Sebelas Maret sebagai pembicara panel. Pada sesi kedua menghadirkan Prof. Nelly Van Doorn-Harder dari Wake Forest University (North Carolina, USA) and the Vrije Universiteit (Amsterdam, Netherlands) dan Hilmar Farid, Ph.D., dari Direktorat Jenderal sebagai invited speakers.

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan dilanjutkan dengan penampilan tari serimpi. Acara selanjutnya laporan dari Ketua Panitia, Dr. Agung Hidayat, S.Pd., M.Sc., yang menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan yang diberikan Universitas Sebelas Maret serta berharap dengan konferensi internasional yang telah terselenggara kedua kalinya ini dapat mengatasi tantangan global dengan mendorong dialog dan diskusi serta kolaborasi multidisiplin ilmu dalam mengembangkan pendekatan yang inovatif demi masa depan yang berkelanjutan dan inklusif.

“Di dunia yang berubah dengan cepat saat ini, melestarikan warisan budaya dan mendorong keadilan sosial adalah hal yang sangat penting untuk memastikan masyarakat yang harmonis dan berkelanjutan. Kita dapat menumbuhkan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran dengan mengakui dan menghargai beragam ekspresi dan praktik budaya. Pada saat yang sama, mengatasi tantangan lingkungan dan mencapai keseimbangan ekologi sangat penting bagi kesejahteraan jangka panjang planet kita dan generasi mendatang.” (Dr. Agung Hidayat, S.Pd., M.Sc.)

Konferensi ini merupakan platform untuk mengeksplorasi hubungan rumit antara pelestarian budaya, keadilan sosial, dan keseimbangan ekologi. Peserta dapat berbagi temuan penelitian, pengalaman, dan praktik terbaiknya di berbagai bidang, termasuk kajian budaya, ilmu sosial, ilmu lingkungan, dan disiplin ilmu terkait.

Kegiatan Seminar Internasional ini resmi dibuka oleh Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T., Plt. Wakil Rektor Riset dan Inovasi Universitas Sebelas Maret. Pada kesempatan kali itu beliau juga menyampaikan bahwa di era digital yang serba cepat dan bergerak dinamis ini, perlu adanya pelestarian budaya dan perlu menumbuhkan keadilan sosial yang menjunjung tinggi toleransi untuk keberlanjutan kehidupan harmonis masyarakat.

“In today’s era of rapid change, preserving cultural heritage and fostering social equity is important to ensuring a harmonious and sustainable society. You and I can cultivate a more inclusive and tolerant society by recognizing and appreciating diverse cultural expressions and practices. At the same time, environmental challenges and ecological balance are important for our earth and the long-term well-being of future generations.”

Sebelum masuk ke acara inti yaitu diskusi dengan pembicara, terdapat penyerahan cinderamata untuk para pembicara yang diwaikili oleh Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T., dan Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D., sebagai Dekan Sekolah Pascasarjana UNS. Sesi dilanjutkan dengan pemaparan hasil penelitian oleh pemakalah pada parallel session yang dibagi ke dalam 5 (lima) kelas dipandu oleh masing-masing Moderator.

Acara ditutup dengan pengumuman Best Paper dengan ketentuan yang telah sebelumnya ditentukan oleh panitia.