Sekolah Pascasarjana, Dalam rangka menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Program Studi S3 dan S2 Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Diskusi Publik bertajuk “Mendaur Ulang Masa Depan: Mengurangi Sampah Plastik dengan Inovasi” pada Kamis (25/06/2025), pukul 12.00–16.00 WIB di Ruang Sidang Lantai 6 Gedung Pascasarjana UNS. Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari jenjang S3, S2, dan S1 Ilmu Lingkungan serta masyarakat umum.

Acara dibuka dengan sambutan oleh Dekan Sekolah Pascasarjana UNS periode 2024–2029, Prof. Dr. Rer. nat. Sajidan, M.Si., yang menegaskan pentingnya perhatian kolektif terhadap isu mikroplastik dan sampah plastik secara umum. Ia menyampaikan bahwa penanganan persoalan ini tidak dapat diselesaikan secara sektoral, melainkan melalui pendekatan lintas keilmuan, kolaboratif, dan inovatif.

Diskusi dipandu oleh Prof. Dr. Prabang Setyono, S.Si., M.Si., yang juga merupakan Ketua Prodi S3 Ilmu Lingkungan UNS. Dalam pengantarnya, beliau menggarisbawahi bahwa kalangan akademisi memiliki peran strategis dalam memperluas pengetahuan dan mendorong riset-riset transdisiplin di bidang lingkungan hidup, termasuk dalam upaya reduksi sampah plastik melalui inovasi.



Tiga narasumber hadir dengan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi. Prigi Arisandi, S.Si., M.Si., Founder Ecoton Foundation, memaparkan temuan lapangan mengenai sebaran dan jenis mikroplastik di sungai-sungai Indonesia, hasil ekspedisi lingkungan, serta bahaya serius mikroplastik terhadap ekosistem air dan kesehatan manusia. Ia juga menguraikan berbagai kegiatan riset dan pengabdian yang dilakukan Ecoton di Jawa Timur.
Prof. Dr. Muhammad Masykuri, M.Si., Kaprodi S2 Ilmu Lingkungan UNS, menjelaskan secara ilmiah mengenai karakteristik mikroplastik berukuran di bawah 5 mm, proses degradasi dan fragmentasi plastik, serta tantangan penanganan jangka panjang. Ia menekankan bahwa meskipun sudah ada metode biologis seperti pemanfaatan maggot dan bakteri, efektivitas dan efisiensi biaya masih menjadi kendala yang harus diatasi melalui pendekatan inovatif dan teknologi terapan.
Sementara itu, Dr. Dewi Gunawati, S.H., M.Hum., dosen Hukum Lingkungan UNS, mengangkat perspektif budaya hukum dan hak konstitusional atas lingkungan hidup yang sehat. Ia menyoroti pentingnya membangun kesadaran hukum, sense of belonging, serta asas keadilan dan keberlanjutan dalam menangani permasalahan sampah plastik. Dalam pemaparannya, ia juga menegaskan bahwa aspek penegakan hukum dan advokasi berbasis komunitas masih menjadi titik lemah dalam upaya pengurangan sampah plastik di Indonesia.
Diskusi yang berlangsung dinamis diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif antara peserta dan pemateri, yang menunjukkan antusiasme tinggi dari kalangan akademisi muda terhadap isu lingkungan. Tidak hanya menyajikan data dan teori, para pembicara juga memberikan inspirasi dan ajakan untuk bergerak bersama mengurangi sampah plastik dari lingkungan terdekat. Kegiatan diskusi dilengkapi dengan pemasangan instalasi seni kran plastik di depan Gedung pascasarjana. Instalasi tersebut bertujuan sebagai pengingat bahwa penggunaan platik harus dihentikan karena dampaknya yang sangat membahayakan bagi lingkungan, Kesehatan dan generasi masa depan.

Di akhir acara dimeriahkan dengan foto bersama serta diluncurkan Instagram Feed Challenge. Para mahasiswa dan masyarakat dapat mengirimkan foto dengan pose unik di depan Art Instalation by ECOTON Foundation (instalasi seni berbentuk kran dengan aliran plastik di depan sekolah pascasarjana) kemudian upload foto ke instagran feed. Akan ada 4 pemenang ditentukan dengan kriteria keunikan pada foto (misal: pose unik), bagi foto terpilih akan mendapat hadiah menarik dari Prodi.
Acara ini menjadi momentum refleksi sekaligus penguatan kolaborasi lintas bidang untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat Hari Lingkungan Hidup.