Perkuat Jejaring Kerjasama, Dosen Prodi S2 Ilmu Lingkungan UNS Berpartisipasi dalam Kegiatan Summer School di Jerman
Sekolah Pascasarjana — Dalam upaya memperkuat jejaring kerjasama internasional dan meningkatkan kompetensi di bidang kimia berkelanjutan, Dr. Chanel Tri Handoko, M.Si., dosen Program Studi S2 Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNS berpartisipasi dalam kegiatan “10th Summer School on Sustainable Chemistry for Sustainable Development”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8-12 Juli 2024 di Leuphana University of Lüneburg, Jerman.
Kegiatan tersebut tersebut merupakan inisiatif bersama dari Research and Education Hub of the International Sustainable Chemistry Collaboration Centre (ISC3), the Chair for Sustainable Chemistry and Material Resources at the Institute of Sustainable Chemistry of Leuphana University Lüneburg, dan the IRISS project. Kegiatan Summer School ini berfokus pada penerapan konsep Safe-and-Sustainable-by-Design (SSbD), sebuah pendekatan inovatif dalam bidang kimia berkelanjutan.
Selama lima hari kegiatan, Dr. Chanel Tri Handoko bersama 30 peserta lainnya dari berbagai negara mendapatkan wawasan mendalam tentang berbagai konsep dan pendekatan terbaru dalam kimia berkelanjutan. Kegiatan ini melibatkan sesi teoritis, lokakarya praktis, diskusi kelompok, dan kunjungan ke International Flavors & Fragrances Inc., sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi bahan aditif untuk makanan, minuman, dan farmasi. Materi yang disampaikan meliputi konsep kimia berkelanjutan serta implementasi SSbD di berbagai sektor industri.
Dalam forum tersebut, Dr. Chanel Tri Handoko memberikan pemaparan tentang implementasi konsep kimia berkelanjutan di Indonesia secara umum dan riset-riset yang relevan di UNS. Beberapa hal yang sederhana sudah dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun, misalnya ekstrak tanaman-tanaman herbal yang telah lama digunakan oleh nenek moyang kita sebelum adanya obat-obatan sintesis. Di samping itu, beberapa riset yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa UNS juga sangat terkait erat dengan substitusi bahan kimia berbahaya di sektor pertanian, misalnya ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari tanaman yang digunakan untuk pestisida alami. Pemaparan tersebut mendapat respon yang positif dari peserta lain, sehingga mereka mengetahui posisi Indonesia yang juga sangat serius dalam pencapaian target SDGs.
Partisipasi dalam kegiatan ini memberikan manfaat signifikan bagi untuk peningkatan kompetensi dalam pengajaran dan penelitian, serta perluasan jaringan profesional dengan pakar internasional dan rekan sejawat dari berbagai institusi. Pengetahuan dan wawasan baru yang diperoleh diharapkan dapat diaplikasikan dalam kegiatan P2M di UNS.