
Sekolah Pascasarjana – Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menyelenggarakan Workshop Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) pada Selasa (30/09/2025). Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Ir. Samsul Bakri, M.Si., Guru Besar Pengembangan Lingkungan Kehutanan dan Perdesaan dari Universitas Lampung, serta diikuti oleh mahasiswa S2 dan S3 Ilmu Lingkungan, praktisi, dan para ahli lingkungan.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Sekolah Pascasarjana UNS, Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya inventarisasi emisi gas rumah kaca sebagai instrumen ilmiah dalam mendukung kebijakan mitigasi perubahan iklim. Menurut Prof. Sajidan, kegiatan ini tidak hanya memperkuat literasi akademik, tetapi juga membekali mahasiswa dan praktisi dengan keterampilan teknis yang sangat relevan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Dalam pemaparan oleh narasumber, Prof. Samsul Bakri menjelaskan “Metode Praktis Menetapkan Serapan/Emisi Karbon di Level Tapak”. Inventarisasi GRK merupakan proses sistematis untuk menghitung, melaporkan, dan memverifikasi jumlah emisi dari berbagai sektor, mulai dari energi, transportasi, industri, kehutanan, hingga pengelolaan limbah. Beliau menekankan pentingnya standar internasional seperti IPCC Guidelines sebagai acuan metodologi, sekaligus perlunya adaptasi dengan kondisi lokal Indonesia, terutama terkait faktor emisi dan ketersediaan data. “Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menyediakan tenaga ahli yang mampu menyusun inventarisasi GRK secara akurat dan kredibel. Proses ini tidak hanya mendukung pemerintah, tetapi juga memberi dasar ilmiah yang kuat bagi masyarakat dalam menerapkan strategi rendah karbon,” ujar Prof. Samsul.

Workshop ini diikuti dengan antusias oleh peserta yang terdiri dari mahasiswa, praktisi, serta peneliti. Diskusi berlangsung interaktif, mencakup tantangan pengumpulan data, koordinasi antar-sektor, serta peluang pemanfaatan teknologi digital untuk penghitungan emisi. Peserta juga menyoroti pentingnya penguatan kapasitas kelembagaan di daerah agar inventarisasi GRK dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di tingkat lokal.
Kegiatan ini memiliki relevansi yang erat dengan target nasional penurunan emisi GRK dalam kerangka Nationally Determined Contribution (NDC) sesuai Persetujuan Paris. Indonesia menargetkan penurunan emisi sebesar 31,89% dengan usaha sendiri, atau hingga 43,20% dengan dukungan internasional pada 2030. Inventarisasi GRK menjadi kunci untuk memastikan setiap langkah mitigasi dapat terukur, terlaporkan, dan terverifikasi.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan UNS menegaskan bahwa penyelenggaraan workshop ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat kompetensi lulusan. Dengan keterampilan inventarisasi GRK, mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang berkontribusi nyata terhadap pengendalian perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNS kembali menunjukkan komitmennya sebagai pusat pengembangan ilmu lingkungan yang berorientasi pada solusi dan keberlanjutan. Transfer pengetahuan dari pakar nasional, diskusi interaktif, serta keterlibatan mahasiswa dan praktisi menjadi nilai penting yang memperkuat posisi UNS dalam mendukung agenda mitigasi perubahan iklim baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.