Surakarta – The 4th International Conference on Multidisciplinary Studies (ICoMSI) 2025 resmi digelar oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret secara daring pada hari Kamis (16/10/2025). Konferensi internasional tahunan ini kembali menyatukan para akademisi, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan dari berbagai bidang ilmu untuk berdiskusi dan bertukar gagasan tentang isu-isu terkini yang bersifat multidisipliner. Tahun ini, konferensi mengangkat tema yang sangat relevan dengan tantangan global saat ini, yakni Empowerment, Human Security and Planetary Health: Forging a Resilient Global Future in Environmental Crisis. “Melalui tema ini, kami ingin menegaskan pentingnya pemberdayaan komunitas, keamanan manusia, dan kesehatan planet sebagai tiga pilar utama dalam menghadapi krisis lingkungan yang semakin kompleks dan mendesak”, kata Haryani Saptaningtyas, Ph.D sebagai conference in chief ICoMSI 4th.

Acara pembukaan konferensi dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Penelitian Universitas penyelenggara, Prof. Dr. Fitria Rahmawati, S.Si., M.Si. Dalam sambutannya, Prof. Fitria menekankan peran strategis penelitian dan kolaborasi lintas disiplin dalam memberikan solusi nyata terhadap permasalahan lingkungan dan sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia. “Melalui konferensi ini, kami berharap dapat membuka ruang dialog yang konstruktif antara akademisi, peneliti, serta praktisi sehingga inovasi-inovasi berbasis ilmu pengetahuan dapat dikembangkan dan diterapkan demi masa depan yang lebih berkelanjutan dan aman,” ujar Prof. Fitria.

Konferensi tahun ini menghadirkan sejumlah narasumber unggulan yang memiliki pengalaman dan kompetensi internasional di bidang lingkungan dan keamanan manusia. Pada sesi pertama, Dr. Iyad Abumoghli dari United Nations Environment Programme (UNEP) menyampaikan materi berjudul “Human Security and Shifting the Needle of Environment Action”. Dalam pemaparannya, Dr. Iyad mengupas keterkaitan erat antara keamanan manusia dan upaya pelestarian lingkungan, serta bagaimana perubahan kebijakan dan aksi nyata di tingkat global dapat mendorong kemajuan signifikan dalam mitigasi krisis lingkungan.

Sesi kedua menghadirkan Prof. Tonang Dwi Adyanto dari Universitas Sebelas Maret (UNS) yang membahas tema “The Future of Planetary Health in Practice”. Prof. Tonang menyoroti bagaimana konsep kesehatan planet dapat diimplementasikan dalam berbagai praktik dan kebijakan lingkungan, terutama di tingkat nasional dan lokal. Menurutnya, kesadaran akan interkonektivitas antara kesehatan manusia, ekosistem, dan bumi secara keseluruhan harus menjadi fokus utama dalam merancang strategi keberlanjutan.

Tidak kalah menarik, sesi ketiga diisi oleh Prof. Okamoto dari Kyoto University, Jepang, yang mengangkat isu “Human Security and Plastic Waste Issue”. Prof. Okamoto membahas dampak limbah plastik yang semakin meluas terhadap keamanan manusia dan keberlangsungan ekosistem laut serta darat. Ia juga memaparkan berbagai pendekatan inovatif dan teknologi yang dapat digunakan untuk mengurangi dan mengelola limbah plastik secara efektif, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya pencemaran plastik.

Setelah sesi keynote, konferensi dilanjutkan dengan presentasi hasil penelitian yang dilakukan oleh para pemakalah dari berbagai negara dan disiplin ilmu. Presentasi ini dilakukan secara parallel session yang terbagi ke dalam lima kelas diskusi berbeda, masing-masing dipandu oleh moderator yang berpengalaman di bidangnya. Dalam sesi ini, peserta memiliki kesempatan untuk menggali lebih dalam berbagai topik mulai dari perubahan iklim, konservasi lingkungan, kesehatan masyarakat, teknologi ramah lingkungan, hingga kebijakan dan pemberdayaan komunitas.

Melalui ICoMSI 2025, 108 peserta terlibat dalam konferensi dan 50 paper yang dipresentasikan dalam sesi parallel. Kedepan diharapkan ICoMSI 2025 dapat memperluas wawasan, membangun jejaring internasional, serta menghasilkan rekomendasi strategis yang dapat diaplikasikan dalam upaya kolektif menghadapi krisis lingkungan global. Konferensi ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan menjaga kesehatan planet demi terciptanya masa depan global yang tangguh dan berkelanjutan.