Menyambut Hari yang Fitri dengan Sehat Bergizi
UNS – Kamis (28/04)
Seri keempat dalam rangkaian kegiatan MAGITALK dilaksanakan pada 28 April 2022 dengan mengusung tema “Idul Fitri, Sehat Bergizi”. Seri ke-4 ini dimoderatori oleh Diah Sekar Haruni, S.Gz, dan membahas seputar serba serbi gizi dalam kudapan Idul Fitri serta kiat-kiat memperbaiki kebiasaan makan setelah berbuka puasa hingga lebaran tiba, badan kita tidak ikutan Lebar-an. Narasumber yang akan memberikan materi pada seri kali ini yaitu Sigit Yudistira, M.Gz yang dosen S1 Gizi di STIKes Husada Borneo dan Tri Hidayat, M.Gz., RD, dietisien di RSUD Landak sekaligus alumni Pascasarjana Gizi di Universitas Sebelas Maret Angkatan 2018.
Materi pertama pada sesi ke-4 kali ini diawali dengan pemaparan mengenai kalori makanan khas lebaran oleh Sigit Yudistira. Beliau menyampaikan seputar fakta kalori makanan khas lebaran seperti rendang, opor, sambel goreng ati, kue lebaran, dan makanan lebaran lainnya. Beliau mengatakan bahwa proses pengolahan dan jumlah penggunaan bahan makanan mempengaruhi kalori di makanan tersebut. Misalnya pada menu opor, terdapat banyak jenis opor yang dibuat oleh berbagai masyarakat Indonesia, ada yang menggunakan santan kental atau santan cair atau bahkan mengganti bahan baku santan dengan bahan lainnya. Sama halnya pada menu sambal goreng ati, porsi kentang lebih banyak dibandingkan porsi ati dan mungkin sebaliknya.
Bagaimana menyikapi makanan khas lebaran yang biasanya tinggi kalori? Salah satu trik Sigit Yudistira untuk tetap enjoy menyantap menu lebaran tanpa memikirkan kalori yaitu dengan mengurangi menu karbohidrat, tidak menghabiskan kuah makanan apabila lauk tergolong tinggi kalori dan berlemak dan memilih minum air putih yang 0 (nol) kalori dibandingkan minuman bersoda atau minuman kemasan lainnya. Trik terakhir yakni tetap mengonsumsi sayur dan buah meskipun sedang dalam suasana idul fitri. Selain itu, Sigit Yudistira juga membahas mengenai salah satu kudapan idul fitri khas Sulawesi Tenggara, diantaranya yaitu lapa-lapa, kasuami/soami, kambewe, dan macam makanan lainnya.
Narasumber kedua, Tri Hidayat, menyampaikan materi terkait kecenderungan pola makan yang kurang baik selama bulan puasa. Beliau mengatakan bahwa selama berbuka puasa cenderung mengonsumsi makanan tinggi kalori, makan berlebihan, tidak cukup cairan, tidak memberi jeda dari makanan takjil ke makanan utama, serta saat sahur cenderung mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, rendah protein, rendah vitamin dan mineral, dan rendah serat. Perilaku makan tersebut memiliki dampak yang kurang baik seperti meningkatkan risiko obesitas.
Tri Hidayat juga menyampaikan bahwa cara mengoptimalkan puasa Ramadhan yaitu menghargai rasa lapar dan haus dengan konsumsi makanan dan minuman yang tepat pada saat sahur dan berbuka, makan secara sadar, serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Bulan ramadhan memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk “membersihkan” gaya hidup dari kebiasaan makan yang buruk.
Antusiasme peserta dalam sesi tanya jawab sangat tinggi, karena keterbatasan waktu maka pertanyaan ditampung untuk dijawab oleh narasumber melalui nomor kontak panitia. Penanya terbaik pilihan panitia memperoleh hadiah. Diakhir acara, panitia memberikan sertifikat kepada pembicara dan moderator.
Seri terakhir pada kegiatan MAGITALK seri 5 dilaksanakan kembali setelah perayaan Idul Fitri yakni pada tanggal 07 Mei 2022, dan dapat diikuti oleh seluruh masyarakat. Informasi mengenai kegiatan MAGITALK seri 5 dapat dilihat pada flyer terlampir.