MAGITALK SERI #5 (MAGISTER GIZI TALKSHOW)

Tetap Sehat, Bebas Penyakit Metabolik Setelah Hari yang Fitri

UNS –  Sabtu (07/05)

Rangkaian seri terakhir dari kegiatan Magister Gizi Talkshow (MAGITALK) yang diadakan oleh mahasiswa Pascasarjana Ilmu Gizi Universitas Sebelas Maret telah mencapai puncaknya. Kegiatan terakhir ini diawali dengan pembukaan sekaligus pembacaan doa oleh moderator yaitu Rizky Alfiqi Nuriza, S.Gz. Seri MAGITALK kali ini berbeda dari seri-seri sebelumnya karena diadakan setelah perayaan Idul Fitri. Seri terakhir ini ditemani oleh dua narasumber yakni dr. Dono Indarto, M. Biotech.St., Ph.D., AIFM selaku dosen di Universitas Sebelas Maret dan Florentinus Nurtitus, S.Si.T., RD selaku Dietisen RS St. Elisabeth Semarang yang juga mahasiswa Pascasarjana Gizi Universitas Sebelas Maret tahun 2020.

Materi yang dibawakan oleh dr. Dono Indarto mengenai ancaman penyakit metabolik setelah Idul Fitri. Beliau menyampaikan bahwa puasa selama satu bulan dapat menyebabkan adaptasi terhadap perubahan perilaku seperti misalnya disiplin waktu ibadah, makan, tidur, dan melakukan aktivitas. Adaptasi tersebut paling utama terjadi di otak, kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), hepar (hati), otot rangka, jaringan adiposa, dan intestinum.

Dokter Dono Indarto menyampaikan bahwa semua perubahan yang terjadi selama waktu berpuasa memberikan pengaruh yang positif bagi tubuh kita, misalnya di otak, hipokampus dalam memproses fungsi kognitif, korpus striatum untuk mengontrol gerakan tubuh, hipotalamus untuk kontrol asupan makanan dan suhu tubuh, serta batang otak untuk kontrol sistem kardiovaskuler dan gastrointestinal. Selain itu, beliau pun menyampaikan mengenai pengaruh puasa terhadap hepar, rangka, adiposa dan intestinum yaitu meningkatkan sensitivitas insulin dan resistensi stres, meningkatkan anabolisme, menurunkan suhu tubuh, meningkatkan kadar hormin adinopektin, lipolisis dan ketogenesis, menurunkan kadar hormon leptin dan sekresi sitokin pro-inflamasi, serta menurunkan asupan energi, proliferasi sel dan inflamasi, selain itu sistem imun turut mengalami perubahan, yaitu stress tidak mudah terjadi.

Diakhir materi, beliau menyampaikan mengenai Idul Fitri yakni pada bulan ke-10 hijriah atau 1 Syawal yang bermakna kembali ke makan biasa. Hal ini yang dikhawatirkan ialah berbagai jenis makanan di Indonesia yang tinggi karbohidrat, tinggi lemak, tinggi protein maupun tinggi garam, begitupula dengan snack dan minuman yang mengancam penyakit metabolik. Ancaman penyakit metabolik yaitu frekuensi makan meningkat (lebih dari tiga kali per hari), densitas makanan (tinggi karbohidrat, lemak, garam, dan kolesterol), minuman manis (gula, santan, susu), aktivitas fisik menurun (banyak duduk), dan durasi puasa menurun (kurang dari 10 jam).

Untuk menghindari penyakit metabolik, Dr Dono indarto menyarankan setelah dilakukannya puasa di bulan ramadhan dan idul fitri 2 hingga 3 hari, maka diharuskan untuk kembali beradaptasi yang telah terbentuk selama puasa di bulan ramadhan dengan durasi tidak makan 12-16 jam. Bagi yang mempunyai gangguan choronutrition disarankan untuk melakukan perbaikan melalui puasa 6 hari secara berurutan, memperhatikan durasi tidur, serta kembali melakukan aktifitas fisik atau latihan fisik.

Pemateri kedua, Florentinus Nurtitus, membagikan ilmu seputar diet gizi seimbang sebagai pencegahan penyakit metabolik. Beliau menyampaikan definisi dari makanan yaitu zat apapun yang masuk ke dalam tubuh kita, berbentuk organik atau inorganik yang memberikan manfaat bagi tubuh, terkait perbaikan jaringan. Florentinus Nurtitus menyarankan menjaga keseimbangan asupan gizi sehari-hari untuk menghindari overweight (kegemukan) dan obesitas yang dapat berisiko terhadap berbagai penyakit, diantaranya DM tipe 2, batu empedu, kolesterol tinggi, fatty liver, hipertensi, penyakit hati dan stroke, nyeri persendian di lutut, hingga kanker. Akhir materi, beliau menekankan mengenai asupan yang mengacu pada tumpeng gizi seimbang, serta 4 pilar pedoman umum gizi seimbang yaitu selalu makan menu 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan, selalu berolahraga, selalu menjaga kebersihan, serta selalu menjaga lingkar perut.

Antusiasme peserta dalam sesi tanya jawab tidak jauh berbeda dengan seri-seri sebelumnya yaitu pertanyaan banyak diajukan. Namun karena keterbatasan waktu, pertanyaan yang tidak terjawabdapat disampaikan ke nomor kontak panitia dan akan disampaikan dan dijawab oleh narasumber. Penanya terbaik pilihan panitia memperoleh hadiah. Akhir acara, panitia memberikan sertifikat kepada pembicara dan moderator. Saat di penghujung acara panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi untuk membantu terselenggaranya kegiatan ini. Tak lupa pula panitia menyampaikan terima kasih terhadap pihak Sponsorship yaitu Qurmaku & Alunna dan Yakult.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *